Pages

Senin, 24 Februari 2020

Mempertahankan kemerdekaan


Perang mempertahankan kemerdekaan
1.Medan Area
Pertempuran Medan area merupakan satu di antara pertempuran yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Pertempuran Medan area tergolong pertempuran yang cukup lama yakni berlangsung sejak 9 Oktober 1945 sampai berakhir pada 15 Februari 1947.
Seperti namanya, Pertempuran Medan area berlangsung di Medan, Sumatera Utara.



Latar Belakang
Pertempuran Medan area diawali dengan mendaratnya pasukan Sekutu di Sumatera Utara pada 9 Oktober 1945 di bawah brigadier Jenderal TED Kelly.
Awalnya, kedatangan pasukan Sekutu ini disambut baik oleh pemerintah Indonesia di Sumatera Utara, seperti halnya kedatangan-kedatangan mereka di tempat lain.



Kronologi
Konflik antara pihak Indonesia dan Sekutu pun tidak dapat dihindarkan.
Insiden pertama meletus pada 13 Oktober 1945 di Hotel Bali Medan.
Insiden dipicu oleh aksi seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai warga setempat.
Melihat hal itu, para pemuda langsung menyerbu hotel tersebut hingga mengakibatkan 96 orang tewas yang sebagian besar merupakan orang-orang NICA.



2.Pertempuran Ambarawa
Karena satu hal ” Sejarah itu akan berulang kembali”. Segala kejadian, hal yang pernah terjadi di masa lampau, suatu saat akan terjadi pula di masa berikutnya dengan bebrapa variasi namun esensinya tetap sama. Selanjutnya kita akan belajar dari masa lalu dan tidak mengulangi kesalahan pendahulu.
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November 1945 dan berakhir sampai dengan tanggal 15 Desember 1945, antara pasukan TKR (indonesia) melawan pasukan sekutu (inggris). Ambarawa merupakan sebuah kota yang terletak diantara dua kota  yakni Semarang dan magelang, juga diantara Semarang dan Salatiga.

Peristiwa ambarawa ini dilatarbelakangi oleh mendaratnya pasukan Inggris dari Divisi India ke-23 di kota Semarang pada tanggal 20 oktober 1945. Pemerintah Indonesia memperkenankan sekutu untuk mengurus tawanan perang yang saat itu berada di penjara Magelang dan Ambarawa.
Perang di ambarawa dipimpin oleh kolonel sudirman, Sedangkan dari arah Magelang pasukan TKR Divisi V/Purwokerto di pimpin oleh Imam Androngi yang melakukan serangan fajar pada tanggal 21 November 1945. Serangan tersebut bertujuan untuk memukul mundur pasukan Inggris yang berada di desa Pingit.
Pasukan yang dipimpin oleh Imam Androngi ini herhasil menduduki desa Pingit dan melakukan perebutan terhadap desa-desa yang berada disekitarnya. Batalion Imam Androngi meneruskan gerakan pengejarannya terhadap Sekutu. Kemudian Batalion Imam Androngi diperkuat tiga batalion dari Yogyakarta, yaitu batalion Sugeng Batalion 10 di bawah pimpinan Mayor Soeharto dan Batalion 8 di bawah pimpinan Mayor Sardjono.

3.Pertempuran 10 November
Peristiwa 10 November 1945 menjadi salah satu pertempuan terbesar dalam sejarah bangsa. Peristiwa itu memperlihatkan kepada dunia bahwa Bangsa Indonesia memiliki kekuatan. Pertempuran tersebut dipicu oleh berbagai hal, antara lain: Insiden Hotel Yamato Sebulan setelah memproklamirkan kemerdekaannya, Indonesia kembali diguncang berbagai insiden. Di Surabaya, Belanda mengibarkan bendera negara mereka di Hotel Yamato.

Bukan itu saja, pemerintah kala itu juga melakukan sosialisasi setelah menetapkan Bendera Merah Putih sebagai bendera nasional. DI berbagai daerah, muncul wacana untuk mengibarkan Bendera Merah Putih

Tetapi ultimatum tersebut tak dihiraukan. Rakyat Surabaya saat itu memutuskan untuk tetap mela wan hingga terjadilah pertempuran yang dikenal dengan nama Peristiwa 10 November dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.

4.Peristiwa Merah Putih
Peristiwa Merah Putih pada 14 Februari 1946
Dalam Peristiwa Merah Putih di Manado, para pemuda yang tergabung dalam pasukan KNIL kompi VII di bawah pimpinan Ch. Ch. Taulu bersama dengan rakyat melakukan perebutan kekuasaan di Manado, Tomohon, dan Minahasa pada tanggal 14 Februari 1946. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditawan. Pada tanggal 16 Februari 1946, dike-luarkan selebaran yang menyatakan bahwa kekuasaan di seluruh Manado telah berada di tangan bangsa Indonesia. 


Rencana Aksi
Pemuda Sulawesi Utara membentuk Barisan Pemuda Nasional Indonesia (BPNI) sementara NICA-Belanda di bawah perlindungan Sekutu menduduki kembali Indonesia Timur, khususnya Sulawesi Utara, dan segera berusaha memulihkan kekuasaannya dari masa Hindia-Belanda tetapi terlibat clash dengan pasukan pemuda BPNI.
NICA telah membentuk kembali LOI (organisasi pusat ketentaraan) sebesar 8 kompi yang terdiri dari tentara KNIL bekas pasukan Sekutu dengan menerima juga bekas Heiho-Jepang dan pensiunan militer (reserve corps).
Sesuai misi dari Ratulangi pasukan NICA ini harus disusupi oleh para pemuda pejuang militer untuk kemudian dibantu oleh pemuda (BPNI) mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Hal ini terlaksana sehingga di asrama militer di Teling-Manado dibentuk suatu organisasi gelap yang sangat rahasia oleh Freddy Lumanauw dan Wangko Sumanti yang dinamakan mereka: ‘’Pasukan Tubruk’’.
Akhir Desember 1945, seluruh pasukan Sekutu (Australia) meninggalkan Manado dan tugas Sekutu diserahkan kepada NICA-KNIL di bawah pimpinan Tentara Inggris yang berpusat di Makassar. BPNI melihat kesempatan ini dan pemimpinnya, John Rahasia dan Wim Pangalila, merancangkan suatu pemberontakan pemuda yang akan dibantu oleh Freddy Lumanauw dari Pasukan Tubruk di Teling.



bukti hukum untuk dapat dituntut di mahkamah militer.
Pada 28 Januari 1946, Freddy Lumanauw dan Mantik Pakasi dipanggil Komandan Garnisun, Kapten Blom, dan langsung dibawa ke penjara karena ada laporan bahwa mereka sedang mengatur komplot untuk menggulingkan kekuasaan KNIL di tangan Belanda. Pada 31 Januari Lumanauw dan Mantik dibawa di bawah pengawalan MP ke Tomohon dan langsung diperiksa oleh Oditur Militer Mr OE Schravendijck. Pada hari itu mereka dikembalikan ke penjara Manado karena mereka tidak bersedia mengungkapkan sebab dan latarbelakang sehingga mereka mulai berkomplot. Selama dalam tahanan ini mereka diberitahu oleh Frans Korah tentang perkembangan rencana persiapan kup yang diatur oleh Taulu, Wuisan dan Sumanti.



Menyusul kemenangan itu, pemimpin perjuangan Ch Taulu kemudian pada tanggal 15 Februari 1946 mengeluarkan Maklumat Nomor 1 yang berisi:
  1. Kemarin malam jam 01.00 tanggal 14 Februari 1946, oleh pejuang-pejuang KNIL dibantu para pemuda telah merebut kekuasaan dari pemerintahan Belanda (NICA) Sulawesi Utara dalam rangka mempertahankan Kemerdekaan RI yang diproklamirkan Ir Soekarno dan Mohammad Hatta;
  2. Rakyat Diminta membantu sepenuhnya perjuangan itu;
  3. Kepada pejuang untuk mengambil alih pemerintahan Belanda;
  4. Keamanan di seluruh Sulut dijamin Tentara RI Sulawesi Utara;
  5. Kantor-kantor pemerintaha harus bekerja seperti biasa;
  6. Kegiatan ekonomi harus tetap jalan seperti biasa (pasar-pasar, toko-toko, sekolah-sekolah). Bila ada pasar atau toko tidak buka akan disita;
  7. Barangsiapa yang berani melakukan pengacauan berupa penganiayaaan, penculikan, perampokan, pembunuhan dan sebagai akan segera dihukum mati di muka umum.
5.Pertempuran Bandung Lautan Api

Peristiwa bandung lautan api merupakan salah satu peristiwa sejarah yang sangat populer. Peristiwa sejarah ini terjadi saat Indonesia sedang menghadapi upaya untuk mempertahankan kemerdekaannya pasca proklamasi kemerdekaan tahun 1945.
Bandung Lautan Api adalah sebuah sebutan untuk peristiwa terbakarnya kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia dalam upaya menjaga kemerdekaan Indonesia. Pembakaran ini dilakukan oleh masyarakat Bandung sebagai bentuk respon atas ultimatum oleh sekutu yang memerintahkan untuk mengosongkan Bandung.
Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada bulan Maret 1946. Sejarah besar ini dilakukan oleh para masyarakat Bandung yang jumlahnya sekitar 200.000 orang. Dalam waktu tujuh jam, mereka melakukan pembakaran rumah serta harta benda mereka sebelum akhirnya pergi meninggalkan Bandung.
Peristiwa Bandung Lautan Api ini dilatarbelakangi oleh banyak hal, yaitu Brigade Mac Donald atau sekutu menuntut para masyarakat Bandung agar menyerahkan seluruh senjata dari hasil pelucutan jepang kepada pihak sekutu. Sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi memerintahkan agar kota Bandung bagian utara dikosongkan dari masyarakat Indonesia paling lambat tanggal 29 November 1945. Sekutu membagi Bandung menjadi dua sektor, yaitu sektor utara serta sektor selatan. Rencana pembangunan kembali markas sekutu di Bandung. gambar via: Jago Sejarah

Peristiwa Bandung Lautan Api ini dilatarbelakangi oleh banyak hal, yaitu:
·         Brigade Mac Donald atau sekutu menuntut para masyarakat Bandung agar menyerahkan seluruh senjata dari hasil pelucutan jepang kepada pihak sekutu.
·         Sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi memerintahkan agar kota Bandung bagian utara dikosongkan dari masyarakat Indonesia paling lambat tanggal 29 November 1945.
·         Sekutu membagi Bandung menjadi dua sektor, yaitu sektor utara serta sektor selatan.
·         Rencana pembangunan kembali markas sekutu di Bandung.

Kronologi Bandung Lautan Api bisa dirunut dari peristiwa saat pasukan sekutu mendarat di Bandung. Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada Oktober 1945. Para pejuang Bandung saat itu tengah gencar-gencarnya merebut senjata serta kekuasaan dari tangan Jepang.
Para pejuang Bandung memilih membakar Bandung dan lalu meninggalkannya dengan alasan tertentu. Maksudnya yaitu untuk mencegah tentara Sekutu serta tentara NICA Belanda dalam memakai kota Bandung sebagai markas strategis militer mereka dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Operasi pembakaran Bandung ini dikatakan sebagai operasi “bumihangus”. Keputusan untuk membumihanguskan kota Bandung diambil lewat musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3), yang dilakukan di depan seluruh kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, tanggal 23 Maret 1946.
Hasil musyawarah itu lalu diumumkan oleh Kolonel Abdoel Haris Nasoetion sebagai Komandan Divisi III TRI. Ia juga memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Lalu, hari itu juga, rombongan besar masyarakat Bandung mengalir. Pembakaran kota berlangsung malam hari sambil para penduduknya pergi meninggalkan Bandung.
6.Pertempuran Margarana
Perang Puputan Margarana merupakan sebuah perang kemerdekaan yang puncaknya meletus pada 20 November 1946.
Perang Puputan Margarana terjadi di Margarana yang terletak di utara Kota Tabanan, Bali antara pasukan Indonesia melawan Belanda.
Pasukan Indonesia dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Letkol I Gusti Ngurah Rai yang membawahi pasukan Ciung Wanara.
Istilah Perang Puputan dipakai karena peperangan tersebut dilakukan sampai pada titik darah penghabisan.


Latar Belakang
Pada intinya, Perang Puputan Margarana di Bali dilatarnelakangi oleh hasil Perundingan Linggarjati antara Belanda dan Indonesia.
Salah satu isi hasil Perundingan Linggarjati adalah Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan meliputi Jawa, Sumatera, dan Madura.


Awal Peristiwa
Pada sekitar pertengahan November 1946, I Gusti Ngurah Rai kemudian memberikan perintah kepada pasukannya yang bernama Ciung Wanara untuk melucuti persenjataan polisi NICA yang menduduki Kota Tabanan.
Perintah tersebut terlaksana tiga hari kemudian, persisnya pada 19 November 1946.


Puncak Peristiwa
Sebenarnya sebelumnya I Gusti Ngurah Rai sempat mencium pergerakan Belanda dan langsung memindahkan pasukannya ke Desa Marga.
Mereka menyusuri wilayah ujung timur Pulau Bali, termasuk melintasi Gunung Agung.

7.Petempuran 5 Hari Di Semarang
 Pertempuran lima hari di Semarang, Jawa Tengah rutin diperingati setiap tahunnya. Peringatan digelar di kawasan Tugu Muda Semarang. Pertempuran tersebut merupakan perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi.
IDN Times memberikan kisah terkait pertempuran tersebut, melansir dari laman resmi PT Djakarta Lloyd (Persero). Adanya ulasan ini akan menambah khazanah sejarah Indonesia.
Setelah Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh tentara Sekutu pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Selanjutnya, tentara Sekutu menugaskan kepada Komandan South East Asian Command (SEAC) atau Komandan tentara Sekutu Asia Tenggara, Laksamana Madya Lord Louis Mounbatten untuk membebaskan Indonesia dari Jepang serta melucuti persenjataannya.
Ternyata yang mendarat terlebih dahulu di Jawa adalah Divisi India XXIII yang dipimpin oleh seorang panglima, Mayor Jenderal D.C. Hawthorn. Selanjutnya Divisi India XXIII yang terdiri dari tiga brigade dibagi-bagi tugasnya masing-masing. Brigade “Bethel” dikirim ke Semarang, Brigade “Mc Donald” dikirim ke Bandung, serta Brigade ke-49 didaratkan ke Surabaya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar