Perang
mempertahankan kemerdekaan
1.Medan Area
Pertempuran Medan area merupakan satu di antara
pertempuran yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Pertempuran Medan area tergolong pertempuran
yang cukup lama yakni berlangsung sejak 9 Oktober 1945 sampai berakhir pada 15
Februari 1947.
Seperti
namanya, Pertempuran Medan area berlangsung di Medan,
Sumatera Utara.
Latar
Belakang
Pertempuran Medan area diawali dengan
mendaratnya pasukan Sekutu di Sumatera Utara pada 9 Oktober 1945 di bawah
brigadier Jenderal TED Kelly.
Awalnya,
kedatangan pasukan Sekutu ini disambut baik oleh pemerintah Indonesia di
Sumatera Utara, seperti halnya kedatangan-kedatangan mereka di tempat lain.
Kronologi
Konflik
antara pihak Indonesia dan Sekutu pun tidak dapat dihindarkan.
Insiden
pertama meletus pada 13 Oktober 1945 di Hotel Bali Medan.
Insiden
dipicu oleh aksi seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak
lencana merah putih yang dipakai warga setempat.
Melihat
hal itu, para pemuda langsung menyerbu hotel tersebut hingga mengakibatkan 96
orang tewas yang sebagian besar merupakan orang-orang NICA.
2.Pertempuran Ambarawa
Karena satu hal ” Sejarah itu akan berulang kembali”. Segala
kejadian, hal yang pernah terjadi di masa lampau, suatu saat akan terjadi pula
di masa berikutnya dengan bebrapa variasi namun esensinya tetap sama.
Selanjutnya kita akan belajar dari masa lalu dan tidak mengulangi kesalahan
pendahulu.
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November 1945 dan
berakhir sampai dengan tanggal 15 Desember 1945, antara pasukan TKR (indonesia)
melawan pasukan sekutu (inggris). Ambarawa merupakan sebuah kota yang terletak
diantara dua kota yakni Semarang dan magelang, juga diantara Semarang dan
Salatiga.
Peristiwa ambarawa ini dilatarbelakangi oleh mendaratnya pasukan Inggris
dari Divisi India ke-23 di kota Semarang pada tanggal 20 oktober 1945.
Pemerintah Indonesia memperkenankan sekutu untuk mengurus tawanan perang yang
saat itu berada di penjara Magelang dan Ambarawa.
Perang di ambarawa dipimpin oleh kolonel sudirman, Sedangkan dari
arah Magelang pasukan TKR Divisi V/Purwokerto di pimpin oleh Imam Androngi yang
melakukan serangan fajar pada tanggal 21 November 1945. Serangan tersebut
bertujuan untuk memukul mundur pasukan Inggris yang berada di desa Pingit.
Pasukan yang dipimpin oleh Imam
Androngi ini herhasil menduduki desa Pingit dan melakukan perebutan terhadap
desa-desa yang berada disekitarnya. Batalion Imam Androngi meneruskan gerakan
pengejarannya terhadap Sekutu. Kemudian Batalion Imam Androngi diperkuat tiga
batalion dari Yogyakarta, yaitu batalion Sugeng Batalion 10 di bawah pimpinan
Mayor Soeharto dan Batalion 8 di bawah pimpinan Mayor Sardjono.
3.Pertempuran 10 November
Peristiwa 10 November 1945 menjadi salah satu pertempuan terbesar dalam
sejarah bangsa. Peristiwa itu memperlihatkan kepada dunia bahwa Bangsa
Indonesia memiliki kekuatan. Pertempuran tersebut dipicu oleh berbagai hal,
antara lain: Insiden Hotel Yamato Sebulan setelah memproklamirkan
kemerdekaannya, Indonesia kembali diguncang berbagai insiden. Di Surabaya,
Belanda mengibarkan bendera negara mereka di Hotel Yamato.
Bukan itu saja, pemerintah kala itu juga
melakukan sosialisasi setelah menetapkan Bendera Merah Putih sebagai bendera
nasional. DI berbagai daerah, muncul wacana untuk mengibarkan Bendera Merah
Putih
Tetapi ultimatum tersebut tak dihiraukan. Rakyat
Surabaya saat itu memutuskan untuk tetap mela wan hingga terjadilah pertempuran
yang dikenal dengan nama Peristiwa 10 November dan diperingati sebagai Hari
Pahlawan.
4.Peristiwa
Merah Putih
Peristiwa Merah Putih pada 14 Februari 1946
Dalam Peristiwa
Merah Putih di Manado, para pemuda yang tergabung dalam pasukan KNIL kompi VII di bawah
pimpinan Ch. Ch. Taulu bersama dengan rakyat melakukan perebutan kekuasaan di
Manado, Tomohon, dan Minahasa pada tanggal 14 Februari 1946. Sekitar 600 orang
pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditawan. Pada tanggal 16 Februari 1946,
dike-luarkan selebaran yang menyatakan bahwa kekuasaan di seluruh Manado telah
berada di tangan bangsa Indonesia.
Rencana Aksi
Pemuda Sulawesi Utara membentuk Barisan Pemuda
Nasional Indonesia (BPNI) sementara NICA-Belanda di bawah perlindungan Sekutu
menduduki kembali Indonesia Timur, khususnya Sulawesi Utara, dan segera
berusaha memulihkan kekuasaannya dari masa Hindia-Belanda tetapi terlibat clash
dengan pasukan pemuda BPNI.
NICA telah membentuk kembali LOI (organisasi
pusat ketentaraan) sebesar 8 kompi yang terdiri dari tentara KNIL bekas pasukan
Sekutu dengan menerima juga bekas Heiho-Jepang dan pensiunan militer (reserve
corps).
Sesuai misi dari Ratulangi pasukan NICA ini
harus disusupi oleh para pemuda pejuang militer untuk kemudian dibantu oleh
pemuda (BPNI) mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Hal ini
terlaksana sehingga di asrama militer di Teling-Manado dibentuk suatu
organisasi gelap yang sangat rahasia oleh Freddy Lumanauw dan Wangko Sumanti
yang dinamakan mereka: ‘’Pasukan Tubruk’’.
Akhir Desember 1945, seluruh pasukan Sekutu (Australia)
meninggalkan Manado dan tugas Sekutu diserahkan kepada NICA-KNIL di bawah
pimpinan Tentara Inggris yang berpusat di Makassar. BPNI melihat kesempatan ini
dan pemimpinnya, John Rahasia dan Wim Pangalila, merancangkan suatu
pemberontakan pemuda yang akan dibantu oleh Freddy Lumanauw dari Pasukan Tubruk
di Teling.
bukti hukum untuk dapat dituntut di mahkamah militer.
Pada 28 Januari 1946, Freddy Lumanauw dan
Mantik Pakasi dipanggil Komandan Garnisun, Kapten Blom, dan langsung dibawa ke
penjara karena ada laporan bahwa mereka sedang mengatur komplot untuk
menggulingkan kekuasaan KNIL di tangan Belanda. Pada 31 Januari Lumanauw dan
Mantik dibawa di bawah pengawalan MP ke Tomohon dan langsung diperiksa oleh
Oditur Militer Mr OE Schravendijck. Pada hari itu mereka dikembalikan ke
penjara Manado karena mereka tidak bersedia mengungkapkan sebab dan
latarbelakang sehingga mereka mulai berkomplot. Selama dalam tahanan ini mereka
diberitahu oleh Frans Korah tentang perkembangan rencana persiapan kup yang
diatur oleh Taulu, Wuisan dan Sumanti.
Menyusul kemenangan itu, pemimpin perjuangan
Ch Taulu kemudian pada tanggal 15 Februari 1946 mengeluarkan Maklumat Nomor 1
yang berisi:
- Kemarin
malam jam 01.00 tanggal 14 Februari 1946, oleh pejuang-pejuang KNIL
dibantu para pemuda telah merebut kekuasaan dari pemerintahan Belanda
(NICA) Sulawesi Utara dalam rangka mempertahankan Kemerdekaan RI yang
diproklamirkan Ir Soekarno dan Mohammad Hatta;
- Rakyat
Diminta membantu sepenuhnya perjuangan itu;
- Kepada
pejuang untuk mengambil alih pemerintahan Belanda;
- Keamanan
di seluruh Sulut dijamin Tentara RI Sulawesi Utara;
- Kantor-kantor
pemerintaha harus bekerja seperti biasa;
- Kegiatan
ekonomi harus tetap jalan seperti biasa (pasar-pasar, toko-toko,
sekolah-sekolah). Bila ada pasar atau toko tidak buka akan disita;
- Barangsiapa
yang berani melakukan pengacauan berupa penganiayaaan, penculikan,
perampokan, pembunuhan dan sebagai akan segera dihukum mati di muka umum.
5.Pertempuran Bandung Lautan Api
Peristiwa bandung lautan api merupakan salah satu peristiwa
sejarah yang sangat populer. Peristiwa sejarah ini terjadi saat Indonesia
sedang menghadapi upaya untuk mempertahankan kemerdekaannya pasca proklamasi
kemerdekaan tahun 1945.
Bandung Lautan Api adalah sebuah sebutan untuk peristiwa
terbakarnya kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia dalam upaya menjaga
kemerdekaan Indonesia. Pembakaran ini dilakukan oleh masyarakat Bandung sebagai
bentuk respon atas ultimatum oleh sekutu yang memerintahkan untuk mengosongkan
Bandung.
Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada bulan Maret 1946.
Sejarah besar ini dilakukan oleh para masyarakat Bandung yang jumlahnya sekitar
200.000 orang. Dalam waktu tujuh jam, mereka melakukan pembakaran rumah serta
harta benda mereka sebelum akhirnya pergi meninggalkan Bandung.
Peristiwa Bandung Lautan Api ini
dilatarbelakangi oleh banyak hal, yaitu Brigade Mac Donald atau sekutu menuntut
para masyarakat Bandung agar menyerahkan seluruh senjata dari hasil pelucutan
jepang kepada pihak sekutu. Sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi
memerintahkan agar kota Bandung bagian utara dikosongkan dari masyarakat
Indonesia paling lambat tanggal 29 November 1945. Sekutu membagi Bandung
menjadi dua sektor, yaitu sektor utara serta sektor selatan. Rencana
pembangunan kembali markas sekutu di Bandung. gambar via: Jago Sejarah
Peristiwa Bandung Lautan Api ini dilatarbelakangi oleh banyak
hal, yaitu:
·
Brigade Mac Donald atau sekutu menuntut para masyarakat Bandung
agar menyerahkan seluruh senjata dari hasil pelucutan jepang kepada pihak
sekutu.
·
Sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi memerintahkan agar
kota Bandung bagian utara dikosongkan dari masyarakat Indonesia paling lambat
tanggal 29 November 1945.
·
Sekutu membagi Bandung menjadi dua sektor, yaitu sektor utara
serta sektor selatan.
·
Rencana pembangunan kembali markas sekutu di Bandung.
Kronologi Bandung Lautan Api bisa dirunut dari peristiwa saat
pasukan sekutu mendarat di Bandung. Pasukan Inggris bagian dari Brigade
MacDonald tiba di Bandung pada Oktober 1945. Para pejuang Bandung saat itu
tengah gencar-gencarnya merebut senjata serta kekuasaan dari tangan Jepang.
Para pejuang Bandung memilih membakar Bandung dan lalu
meninggalkannya dengan alasan tertentu. Maksudnya yaitu untuk mencegah tentara
Sekutu serta tentara NICA Belanda dalam memakai kota Bandung sebagai markas
strategis militer mereka dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Operasi pembakaran Bandung ini dikatakan sebagai operasi
“bumihangus”. Keputusan untuk membumihanguskan kota Bandung diambil lewat
musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3), yang dilakukan di
depan seluruh kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, tanggal 23 Maret
1946.
Hasil musyawarah itu lalu diumumkan oleh Kolonel Abdoel Haris
Nasoetion sebagai Komandan Divisi III TRI. Ia juga memerintahkan evakuasi Kota
Bandung. Lalu, hari itu juga, rombongan besar masyarakat Bandung mengalir.
Pembakaran kota berlangsung malam hari sambil para penduduknya pergi
meninggalkan Bandung.
6.Pertempuran
Margarana
Perang
Puputan Margarana merupakan sebuah
perang kemerdekaan yang puncaknya meletus pada 20 November 1946.
Perang Puputan
Margarana terjadi di Margarana yang terletak di utara Kota Tabanan, Bali antara
pasukan Indonesia melawan Belanda.
Pasukan Indonesia
dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Letkol I Gusti Ngurah Rai yang
membawahi pasukan Ciung Wanara.
Istilah Perang Puputan
dipakai karena peperangan tersebut dilakukan sampai pada titik darah
penghabisan.
Latar Belakang
Pada intinya, Perang
Puputan Margarana di Bali
dilatarnelakangi oleh hasil Perundingan Linggarjati antara Belanda dan
Indonesia.
Salah satu isi hasil
Perundingan Linggarjati adalah Belanda mengakui secara de facto Republik
Indonesia dengan wilayah kekuasaan meliputi Jawa, Sumatera, dan Madura.
Awal Peristiwa
Pada sekitar
pertengahan November 1946, I Gusti Ngurah Rai kemudian memberikan perintah
kepada pasukannya yang bernama Ciung Wanara untuk melucuti persenjataan polisi
NICA yang menduduki Kota Tabanan.
Perintah tersebut
terlaksana tiga hari kemudian, persisnya pada 19 November 1946.
Puncak Peristiwa
Sebenarnya sebelumnya
I Gusti Ngurah Rai sempat mencium pergerakan Belanda dan langsung memindahkan
pasukannya ke Desa Marga.
Mereka menyusuri
wilayah ujung timur Pulau Bali, termasuk melintasi Gunung Agung.
7.Petempuran 5 Hari Di Semarang
Pertempuran lima
hari di Semarang, Jawa Tengah rutin diperingati setiap tahunnya. Peringatan
digelar di kawasan Tugu Muda Semarang. Pertempuran tersebut merupakan
perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi.
IDN Times memberikan
kisah terkait pertempuran tersebut, melansir dari laman resmi PT Djakarta Lloyd
(Persero). Adanya ulasan ini akan menambah khazanah sejarah Indonesia.
Setelah Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh tentara Sekutu
pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Selanjutnya,
tentara Sekutu menugaskan kepada Komandan South East Asian Command (SEAC) atau
Komandan tentara Sekutu Asia Tenggara, Laksamana Madya Lord Louis Mounbatten
untuk membebaskan Indonesia dari Jepang serta melucuti persenjataannya.
Ternyata yang mendarat terlebih dahulu di Jawa adalah Divisi
India XXIII yang dipimpin oleh seorang panglima, Mayor Jenderal D.C. Hawthorn.
Selanjutnya Divisi India XXIII yang terdiri dari tiga brigade dibagi-bagi
tugasnya masing-masing. Brigade “Bethel” dikirim ke Semarang, Brigade “Mc
Donald” dikirim ke Bandung, serta Brigade ke-49 didaratkan ke Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar